infoselebes.com, Palu - Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK, M.Kes, mewakili Gubernur Sulawesi Tengah membuka secara resmi Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (8/7/2025), di Hotel Best Western Plus Palu.
Rakorda tahun ini mengangkat tema : “Integrasi Quick Wins Kemendukbanga — Berani Cerdas, Berani Sehat untuk Indonesia Emas 2045.”
Dalam arahannya, Reny menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi persoalan demografi, khususnya stunting dan pernikahan usia dini, yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama di Sulawesi Tengah.
“Tugas BKKBN bukan sekadar menghitung angka. Mereka sedang mengatur masa depan reproduksi bangsa,” tegas Reny di hadapan ratusan peserta dari berbagai OPD, mitra strategis, dan tokoh masyarakat.
Reny juga menyampaikan apresiasinya kepada jajaran BKKBN Sulawesi Tengah atas kerja keras dan capaian dalam menurunkan angka fertilitas total (TFR) menjadi 2,26 anak per perempuan, serta menjaga median usia kawin pertama perempuan di angka 21 tahun. Namun, ia menyoroti angka unmet need yang masih tinggi, yakni 13,8%, sebagai indikator bahwa pelayanan KB belum menjangkau seluruh pasangan usia subur.
“Yang penting itu bukan buru-buru menikah, tapi sempurnakan dulu pendidikan, gizi, kesiapan rahim, dan mental. Kalau belum siap, jangan menikah dulu,” ujarnya lantang.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah, Tenny Calvenny Soriton, S.Sos, M.M dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Menteri Kemendukbanga (Hadir Secara virtual) dan Bapak Gubernur serta Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah atas perkenannya untuk hadir, serta menyampaikan penghargaan kepada seluruh mitra kerja yang selama ini telah mendukung program Bangga Kencana.
“Pembangunan kependudukan dan keluarga merupakan salah satu pilar strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yakni menjadi negara maju yang berdaulat, adil, dan makmur. Tantangan-tantangan seperti stunting, urbanisasi, ketimpangan wilayah, hingga bonus demografi, hanya bisa dijawab dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis keluarga,” ujar Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tengah.
Ia menegaskan bahwa BKKBN mengemban mandat besar dalam mewujudkan keluarga berkualitas di tengah kompleksitas tantangan pembangunan, sehingga membutuhkan dukungan penuh dari seluruh elemen, baik pemerintah daerah, lembaga masyarakat, hingga tokoh agama dan adat.
Dengan semangat integrasi dan kolaborasi, Rakorda ini diharapkan mampu memperkuat sinergi program Bangga Kencana demi menyongsong Indonesia Emas 2045 yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. **
Rakorda tahun ini mengangkat tema : “Integrasi Quick Wins Kemendukbanga — Berani Cerdas, Berani Sehat untuk Indonesia Emas 2045.”
Dalam arahannya, Reny menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi persoalan demografi, khususnya stunting dan pernikahan usia dini, yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama di Sulawesi Tengah.
“Tugas BKKBN bukan sekadar menghitung angka. Mereka sedang mengatur masa depan reproduksi bangsa,” tegas Reny di hadapan ratusan peserta dari berbagai OPD, mitra strategis, dan tokoh masyarakat.
Reny juga menyampaikan apresiasinya kepada jajaran BKKBN Sulawesi Tengah atas kerja keras dan capaian dalam menurunkan angka fertilitas total (TFR) menjadi 2,26 anak per perempuan, serta menjaga median usia kawin pertama perempuan di angka 21 tahun. Namun, ia menyoroti angka unmet need yang masih tinggi, yakni 13,8%, sebagai indikator bahwa pelayanan KB belum menjangkau seluruh pasangan usia subur.
“Yang penting itu bukan buru-buru menikah, tapi sempurnakan dulu pendidikan, gizi, kesiapan rahim, dan mental. Kalau belum siap, jangan menikah dulu,” ujarnya lantang.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah, Tenny Calvenny Soriton, S.Sos, M.M dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Menteri Kemendukbanga (Hadir Secara virtual) dan Bapak Gubernur serta Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah atas perkenannya untuk hadir, serta menyampaikan penghargaan kepada seluruh mitra kerja yang selama ini telah mendukung program Bangga Kencana.
“Pembangunan kependudukan dan keluarga merupakan salah satu pilar strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yakni menjadi negara maju yang berdaulat, adil, dan makmur. Tantangan-tantangan seperti stunting, urbanisasi, ketimpangan wilayah, hingga bonus demografi, hanya bisa dijawab dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis keluarga,” ujar Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tengah.
Ia menegaskan bahwa BKKBN mengemban mandat besar dalam mewujudkan keluarga berkualitas di tengah kompleksitas tantangan pembangunan, sehingga membutuhkan dukungan penuh dari seluruh elemen, baik pemerintah daerah, lembaga masyarakat, hingga tokoh agama dan adat.
Dengan semangat integrasi dan kolaborasi, Rakorda ini diharapkan mampu memperkuat sinergi program Bangga Kencana demi menyongsong Indonesia Emas 2045 yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. **