![]() |
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala, dr. Hi. Syahriar, M.Kes. (dok. Istimewa) |
Fikli, akrab disapa Kambo, pemilik bengkel di Jalan Tavanjuka Raya 2, Palupi, mengaku menjadi korban perlakuan tidak menyenangkan itu. Perkaranya bermula ketika ia menerima mobil milik anak kepala dinas. Mobil tersebut mengalami kerusakan berat hingga harus turun mesin, dengan waktu perbaikan molor lebih dari dua bulan karena menunggu pemesanan suku cadang.
“Semua kerusakan sudah saya jelaskan secara detail. Dan pada 3 Oktober 2025 mobil itu selesai dikerjakan,” kata Kambo, Kamis malam, (4/10/2025).
Masalah muncul ketika Kambo menagih sisa ongkos servis sebesar Rp1,6 juta. Awalnya, ia menyuruh anak buahnya mendatangi pihak pemilik. Namun balasan yang diterima membuatnya harus turun tangan. “Suruh saja Kambo yang datang,” begitu pesan yang diterima anak buahnya.
Kambo pun mendatangi rumah pemilik mobil di Jalan Tavanjuka Mas. Di sanalah ia berhadapan dengan Syahriar. Bukannya menerima penjelasan, Kambo justru mendengar kalimat yang ia sebut bernada merendahkan.
“Kenapa kalau saya tidak mau bayar? Kamu belum tahu siapa saya, ya?” ujar Kambo menirukan ucapan sang pejabat.
Menurutnya, nada tinggi dan sikap kasar itu diulang hingga tiga kali. Bahkan, ia mengaku nyaris dipukul sebelum ditahan oleh istri pejabat tersebut. “Saya hanya datang menagih hak saya. Nilainya memang tidak seberapa, tapi itu hak saya,” ucapnya.
Kambo berharap Bupati Donggala memberi teguran keras kepada pejabatnya yang dinilai mencoreng wibawa birokrasi. “Meskipun itu di luar kantor, beliau tetap pejabat publik. Tidak pantas berkata kasar kepada rakyat kecil,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, Syahriar belum memberikan klarifikasi meski telah dihubungi melalui telepon maupun pesan singkat.
Kasus ini menambah sorotan publik terhadap etika pejabat daerah. Jabatan dianggap semestinya tidak dijadikan tameng untuk memperlakukan warga dengan cara yang merendahkan. ***