Notification

×

Iklan


Yudiawati Tegaskan Komitmen: Tidak Boleh Ada Anak Disabilitas yang Tertinggal dari Pendidikan

Rabu, 03 Desember 2025 | Desember 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-03T13:20:04Z
Infoselebes.com, Palu – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Pendidikan terus memperkuat layanan pendidikan bagi penyandang disabilitas. Tahun 2025 menjadi momentum penting karena seluruh SLB negeri maupun swasta untuk pertama kalinya menerima BOSDA, termasuk bantuan SPP dan uang pangkal bagi siswa tidak mampu di SLB swasta selama enam bulan.

Selain dana pendidikan, pemerintah juga menyalurkan berbagai bantuan fisik untuk mendukung anak-anak berkebutuhan khusus. Di antaranya:

309 seragam sekolah untuk SLB Negeri di wilayah Parigi hingga Buol

60 alat bantu, terdiri dari 20 kursi roda, 20 kruk/tongkat, dan 20 alat bantu dengar

Smart TV untuk seluruh SLB se-Sulteng sebagai dukungan pembelajaran berbasis digital

Pemerintah pusat juga mengalokasikan revitalisasi untuk enam SLB, termasuk pembangunan ruang kelas baru, rehabilitasi kelas, dan peningkatan sanitasi.

Sementara itu, sepanjang 2025 Disdik Sulteng juga telah menggelar FLS2N, O2SN, lomba keterampilan siswa ABK tingkat provinsi, hingga program peningkatan keterampilan hidup (life skill) bagi 20 siswa SLB.

587 Anak Disabilitas Belum Bersekolah

Kadis Pendidikan Sulteng, Yudiawati V. Windarrusliana, mengungkapkan data mencemaskan terkait tingkat partisipasi penyandang disabilitas.
Dari 2.288 anak disabilitas usia 4–18 tahun di Sulteng yang terdaftar pada semester II 2024, hanya 1.701 anak yang bersekolah, sehingga masih terdapat 587 anak yang belum mendapatkan akses pendidikan.

Untuk mengatasi hal itu, Disdik Sulteng menyiapkan sejumlah langkah:

1. Pendataan ulang bekerja sama dengan kepala desa, Dukcapil, cabang dinas, dan instansi terkait.

2. Instruksi kepada seluruh kepala SLB untuk melakukan penjaringan siswa usia sekolah, termasuk diarahkan bersekolah di PKBM bila diperlukan.

3. Mendorong pemkab/pemkot menyiapkan lahan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB).

4. Mendorong pemangku kepentingan membuka akses pendidikan berbasis masyarakat.

Saat ini, Sulteng hanya memiliki 33 SLB, jumlah yang dinilai belum memadai untuk cakupan wilayah yang luas.

“Kami berharap di tahun-tahun berikutnya jumlah anak penyandang disabilitas yang tidak bersekolah dapat terus menurun,” tutup Yudiawati.

Reporter : Agus
Editor : Sofyan 
Iklan-ADS

close
Banner iklan disini