Sigi - Harga beras di Kabupaten Sigi kembali naik dari Rp16.000 menjadi Rp18.000 per kilogram, memicu keresahan masyarakat yang telah lebih dulu dihimpit kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya.
Kondisi ini makin memperparah tekanan ekonomi warga, terutama keluarga dengan pendapatan terbatas. Kenaikan terjadi di tengah situasi ekonomi stagnan tanpa ada penyesuaian penghasilan masyarakat.
Sri Weni, ibu rumah tangga asal Desa Rarampadende, Kecamatan Dolo Barat, menyuarakan kekecewaannya.
"Ikan mahal gak apa, bisa diganti tempe. Telur naik? Yaudah, tahu pun jadi. Tapi kalau beras? Itu sumber kekuatan. Kami dari kecil sudah makan nasi. Masa tiba-tiba disuruh ganti karbo kayak ganti saluran tipi?” ujarnya dengan nada getir.
Ia menambahkan bahwa uang Rp100.000 yang dulu cukup untuk kebutuhan seminggu kini hanya mampu membawa pulang kantong belanja setengah isi.
"Sekarang belanja bukan mikir mau masak apa, tapi apa yang masih bisa dibeli. Kami bukan makan nasi lagi, tapi makan sabar sama tahan napas,” pungkasnya.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah daerah terkait solusi atas kenaikan harga beras ini. Masyarakat berharap ada langkah konkret untuk mengendalikan harga demi menjaga daya beli dan kelangsungan hidup warga kecil di pedesaan. (**)