Notification

×

Iklan


Penambang Emas Poboya Serukan Penciutan Lahan dan Kemandirian Kelola

Selasa, 12 Agustus 2025 | Agustus 12, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-12T11:46:19Z

Infoselebes.com, Palu -  Ratusan warga penambang emas tradisional Poboya kembali menggelar aksi unjuk rasa di pertigaan Jalan Batumoranga, pintu masuk menuju lokasi operasional PT Citra Palu Mineral (CPM), Selasa (12/8/2025).

Aksi yang berlangsung sejak pukul 16.00 hingga 18.00 WITA itu diikuti sekitar 500 warga yang menggantungkan hidup dari penambangan emas di wilayah Poboya. Massa menuntut penciutan lahan tambang dan penutupan PT CPM, yang dinilai merampas hak kelola masyarakat setempat.

Dalam orasinya, Koordinator Lapangan, Moh. Amin Pantoh, menyatakan bahwa lahan Poboya merupakan tanah leluhur yang telah diwariskan dan diwakafkan untuk kesejahteraan warga setempat, termasuk generasi mendatang.

“Kekayaan alam ini harus kita jaga dan kelola bersama. Kami adalah pemilik sah lahan Poboya. Siapa pun yang ingin masuk dan mengambil kekayaan di sini harus mendapat izin dan persetujuan warga,” tegas Amin.

Amin menuding PT CPM melakukan berbagai upaya untuk melemahkan perjuangan warga, termasuk dengan merekrut sebagian warga agar terlihat seolah perusahaan telah memberikan manfaat. Ia menegaskan, tanpa perusahaan pun masyarakat mampu mengelola tambang secara mandiri dan berkeadilan.

Mengutip pesan orang tua terdahulu, Amin menyampaikan ungkapan dalam bahasa Kaili. 

"Ane naganamo patampasi kita metalili, pegoli bo tingayosimo" — bila sudah cukup empat sudut dan empat arah kita menghindar, maka hadapilah.

Menurutnya, pesan ini menjadi motivasi bagi masyarakat untuk menghadapi segala bentuk konflik, termasuk dengan pihak yang dianggap kuat.

Amin mengungkapkan bahwa warga telah mengajukan permohonan resmi ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk mendapatkan hak kelola tambang Poboya. Prosedur tersebut telah dijalankan, namun PT CPM dinilai belum rela berbagi pengelolaan.

“Seharusnya bukan kita yang berbagi dengan mereka, tapi mereka yang harus berbagi dengan rakyat. Tidak ada kata mundur, tambang Poboya harus terbuka untuk rakyat. Kalau mereka tidak mau berbagi, kami pun tidak akan berbagi,” ujarnya.

Ia menyerukan agar warga bersatu mempertahankan lahan demi kesejahteraan bersama.

“Tidak ada yang bisa mengalahkan rakyat, apalagi hanya perusahaan. Kita paham mengelola dan kita paham berbagi keadilan untuk warga yang menggantungkan hidup di Poboya,” tutupnya. (**)
Iklan-ADS

close
Banner iklan disini