Notification

×

Iklan


Longsor Poboya, Alarm Bahaya di Perut Kota, Aktivitas PT. Macmahon jadi Sorotan

Jumat, 05 September 2025 | September 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-05T07:47:16Z

Infoselebes.com, Palu – Deru alat berat di kawasan tambang Poboya kembali menimbulkan kegelisahan warga. Rabu (3/9/2025) sore sekitar pukul 16.30 WITA, tanah di area yang dikenal sebagai “Rica-Rica” amblas dan memicu longsor yang terekam jelas dalam video amatir warga. Rekaman itu cepat beredar di grup WhatsApp komunitas penambang Poboya.

‎Longsoran tersebut terjadi di wilayah Kontrak Karya PT. Citra Palu Mineral (CPM) yang dikerjakan oleh PT. Macmahon Indonesia (MMI), anak usaha PT. Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Menurut sumber terpercaya, perusahaan itu baru menggarap area tersebut sejak November 2023, meski status kontrak resmi dengan CPM disebut-sebut belum jelas.
‎“Belum genap setahun beroperasi, kerusakan lingkungan sudah terlihat nyata,” ungkap sumber itu.

‎Belum diketahui apakah ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Akses menuju lokasi dijaga ketat, sementara seluruh aktivitas alat berat dihentikan untuk mencegah longsor susulan.

‎Sejak awal, kehadiran MMI di Poboya menuai penolakan keras dari warga dan tokoh masyarakat lingkar tambang. Mereka menuding operasi perusahaan hanya memperbesar ancaman keselamatan dan memperuncing kecemburuan sosial antara tenaga kerja asing dan lokal.
‎“Poboya berada tepat di jalur aktif Sesar Palu-Koro. Jika tambang bawah tanah dipaksakan, risikonya bisa berujung bencana besar, bukan hanya bagi Poboya, tetapi juga Kota Palu,” kata seorang tokoh masyarakat.

‎Para pemerhati lingkungan sebelumnya juga mengingatkan bahaya kerusakan hidrogeologi. Sistem tambang bawah tanah yang direncanakan beroperasi penuh pada 2027 dikhawatirkan akan mengganggu cadangan air tanah dan merusak ekosistem pegunungan Poboya yang selama ini menjadi penyangga kehidupan Kota Palu.

‎Meski CPM berulang kali menegaskan akan mematuhi regulasi dan mengutamakan keselamatan, kenyataan di lapangan justru memunculkan keraguan. Belum juga dimulai tambang bawah tanah, aktivitas penambangan terbuka sudah menimbulkan kerusakan serius.

‎Warga Poboya menegaskan tak akan diam.
‎“Kami menolak tambang yang hanya menguntungkan perusahaan, tapi meninggalkan bencana bagi masyarakat,” tegas salah satu warga. (**)

Iklan-ADS

close
Banner iklan disini